Kamis, 12 Juli 2012

~~Arti Maaf Seorang Sahabat ~~


Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!

Bismillahirahmaanirrahiim...

Seringkali kita selalu ingat dengan orang yang telah menyakiti perasaan kita. Sebab, rasa sakitnya kadang tidak dapat dihapus oleh waktu. Mungkin wajar kalau kita merasa sakit hati setelah kita dihina. Nah, apa yang sebaiknya kita lakukan jika orang yang pernah membuat kita sakit hati meminta maaf kepada kita?

Kalau kita hanya mengikuti hawa nafsu pasti kita ingin membalas sakit hati yang pernah dia lakukan kepada kita dengan menyiksa perasaan orang yang meminta maaf. Bisa diibaratkan begini, "Walaupun dia bersujud atau sampai menangis darah tidak akan kita beri maaf juga".

Ada hal lain yang sama sulitnya yaitu "meminta maaf". Kenapa? Karena gengsi juga membuat kita segan untuk meminta maaf. Apalagi menurut kita kesalahan yang kita perbuat itu kita anggap kesalah yang sepele. Jangan salah ya, banyak sekali orang yang sulit untuk meminta maaf. Saking susahnya, ibarat lidah sudah dipaku sehingga satu kata maaf pun tidak bisa keluar dari mulut kita.

Seringkali kita justru acuh tak acuh dan merasa benar sendiri. Kita menjadi gengsi dan merasa tak perlu meminta maaf, apalagi kepada orang yang levelnya lebih rendah dari kita karena kita khawatir manjadi rendah di hadapannya.

Seharusnya memberi maaf dan meminta maaf menjadi budaya yang baik dalam hidup di dunia ini. Tidak malukah kita yang hanya manusia tidak bisa memberikan maaf sedangkan Allah saja Maha Pengampun kepada hamba-Nya yang mau bertaubat? Apakah kita sudah merasa paling benar dan sempurnadi hdapan orang lain, sehingga kita tidak perlu minta maaf?

Rasulullah SAW mencontohkan perilaku menghormati sahabat-sahabat beliau. Tentu saja jika beliau mau menghormati dan bersikap lemah-lembut kepada sahabatnya, sudah pasti beliau pun mau dan biasa meminta maaf kepada para sahabat.

Di dalam Ash-Shahihain dari hadis Aisyah ra., dari Nabi SAW., beliau bersabda :
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa jalla menyukai kelemah-lembutan dalam segala urusan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Marah kepada seseorang boleh saja, tapi bukan berarti harus dipelihara. Selain menyakitkan fisik maupun psikis, hati kita juga akan menjadi keras atau bahkan malah bisa jadi pendendam. Memang terasa sakit jika kita dihina oleh seseorang, kita bisa kecewa jika dihianati, kita bisa muak jika dibohongi. Tapi, bukan berarti kita harus terus memendam perasaan itu apalagi berniat untuk tidak memaafkannya. Akibatnya, yang menjadi masalah bukan benar-salah tapi apa untungnya dan apa ruginya buat kita?

Apa jadinya dunia ini? Padahal, bisa jadi memang seseorang telah berbuat salah kepada kita. Tapi, apakah dia akan selamanya salah? Tidak juga, bukan? Sama seperti kita, apa ketika kita berbuat benar, lalu selamanya kita akan benar? Tidak akan ada jaminan bahwa orang yang berbuat benar selamanya akan benar, begitu juga dengan orang yang pernah berbuat kesalahan, tidak selamanya dia akan berbuat salah.

Rasulullah SAW. pernah bersabda :
"Sedekah tidak mengurangi sebagian dari harta, dan Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena maaf melainkan kemuliaan, dan seseorang tidak bertawadhu' karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya." (Ibnu Qudamah, dalam kitab Minhajul Qashidin)

Dari Uqbah bin Amir, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
"Wahai Uqbah, bagaimana jika ku beritahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hemdaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu." (HR. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Baghawy)

Betapa indahnya hidup di dunia ini jikalau kita selalu meminta maaf dan saling memaafkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar